Selasa, 14 Desember 2010

10 Keputusan Manajemen Operasional yang mendukung misi dan menerapkan strategi

1. Mutu
2. Desain Barang dan Jasa
3. Desain Proses dan Kapasitas
4. Seleksi Lokasi
5. Desain tata letak
6. Manusia dan sistem kerja
7. Manajemen dan rantai pasokan
8. Persediaan
9. Penjadwalan
10. Pemeliharaan
Implementasi keputusan-keputusan tersebut dipengaruhi oleh berbagai isu temasuk bauran produk, barang dan jasa.

Sumber : Strategi Operasi untuk barang dan jasa, Manajemen Operasional, Bpk. Budi Sulistyo, Universitas Gunadarma, 2010.

Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan

Biaya Pemesanan adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam rangka mengadakan pemesanan barang. Biaya pemesanan tidak tergantung dari jumlah yang dipesan, tetapi tergantung dari berapa kali pesanan dilakukan. Biaya-biaya yang termasuk biaya pemesanan adalah biaya administrasi dan penempatan order, biaya pemilihan vendor ( pemasok ), biaya pengangkutan, biaya penerimaan barang.
Biaya Pemesanan dinyatakan dalam 2 bentuk :
1. Sebagai persentasi dari nilai rata-rata persediaan per-tahun
2. Dalam Bentuk Rupiah per-tahun per-unit barang

Biaya Penyimpanan adalah biaya yang berkenaan dengan persediaan barang. Yang termasuk biaya ini, antara lain : Biaya sewa gudang, gaji pelaksana gudang, Biaya administrasi gudang, Biaya listrik, biaya modal yang tertanam dalam persediaan, biaya asuransi, biaya kerusakan ( biaya kehilangan ) dan sebagainya.



Sumber : Manajemen Operasional, Bpk. Budi Sulistyo, Universitas Gunadarma, 2010

Perencanaan Fasilitas

Menetukan :
• Bagaimana aset tetap perusahaan digunakan secara baik untuk menunjang tujuan perusahaan
• Bagaimana Fasilitas pabrik/manufaktur digunakan secara efektif dan efisien dalam menunjang produksi
• Bagaiman fasilitas rumah sakit digunakan untuk penyediaan pelayanan kesehatan bagi pasien

Tujuan perencanaan fasilitas :
1. Menunjang tujuan organisasi melalui peningkatan material handling dan penyimpanan
2. Menggunakan tenaga kerja, peralatan, ruang dan energi secara efektif
3. Meminimalkan investasi modal
4. Mempermudah pemeliharaan
5. Meningkatkan keselamatan dan kepuasan kerja

Klasifikasi Perencanaan Fasilitas :
• Perencanaan lokasi
• Perencanaan tata letak
• Perencanaan sistem material handling




Sumber : Perencanaan Fasilitas, Manajemen Operasional, Bpk.Budi Sulistyo, Universitas Gunadarma, 2010.

Senin, 13 Desember 2010

Tugas Perilaku Konsumen

Deadline 23 Desember 2010
Nama : Atmininingsih
NPM/Kelas : 10208212/3EAO4
Tema : Syarat-syarat Segmentasi yang Efektif

Untuk bisa memberi manfaat, segmentasi pasar harus mempunyai karakteristik berikut ini :
Menurut Kotler, Bowen dan Makens
1. Measurable (terukur)
Measurable berarti segmen pasar harus dapat membantu perusahaan dalam mengukur potensi pasar, daya beli konsumen serta ukuran alokasi sumberdaya. Sejauh mana ukuran dan daya beli segmen dapat diukur.
2. Substansial (Cukup Besar)
Substansial berarti segmen tersebut harus besar dan profitable untuk dilayani. Sejauh mana segmen itu cukup besar atau cukup menguntungkan untuk dilayani sebagai pasar. Sebuah segmen sebaiknya merupakan kelompok homogen yang secara ekonomi paling layak mendukung program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan segmen itu.
3. Accessible (dapat diakses)
Accessible berarti segemen tersebut harus mudah dijangkau untuk dilayani. Sejauh mana segmen itu dapat diakses dan dilayani secara efektif.
4. Differentiable (dapat dibedakan)
Differentiabel berarti segmen tersebut dapat dibedakan dengan jelas. Sejauh mana segmen-segmen secara konseptual dapat dipisah-pisahkan dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap unsur dan program bauran pemasaran yang berbeda. Jika wanita yang telah menikah dan belum menikah memberikan tanggapan yang sama atas penjualan parfum, berarti diantaranya bukanlah segmen yang terpisah.

5. Actionable (dapat dilayani/dilaksanakan)
Actionable berarti segmen tersebut dapat dijangkau atau dilayani dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Sejauh mana program yang efektif dapat didisain untuk menarik melayani segmen – segmen tersebut.

Sumber : http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/persyaratan-segmentasi-pasar-yang.html
Segmentasi, Targeting dan Positioning oleh Fadril Rahmad

Tugas Perilaku Konsumen

Deadline 23 Desember 2010
Nama : Atmininingsih
NPM/Kelas : 10208212/3EAO4
Tema : Teori - Teori Kepribadian

Teori Kepribadian di bagi dalam beberapa teori sebagai berikut :

1. Teori Freud
Teori ini dibangun atas dasar pemikiran bahwa kebutuhan atau dorongan y ang tidak disadari, terutama dorongan seksual dan dorongan biologis lainnya, mer upakan inti dari motivasi dan kepribadian manusia. Didasarkan kepada analisisnya , Freud mengemukakan bahwa kepribadian manusia terdiri dari 3 sistem yang saling mempengaruhi yaitu id, superego, dan ego. Id dirumuskan sebagai “gudang” dari b erbagai dorongan primitif dan impulsif berupa kebutuhan fisiologis dasar seperti rasa haus, lapar, dan seks yang diusahakan individu untuk segera dipenuhi, terl epas dari bagaimana cara yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan itu. Sedangkan superego dirumuskan sebagai pernyataan diri individu mengenai moral dan kode eti k yang berlaku di dalam masayarakat. Peran superego adalah menjaga agar individu tersebut memuaskan kebutuhan dengan cara yang dapat diterima masyarakat. Terakh ir, yaitu ego, merupakan pengendalian individu secara sadar. Fungsinya sebagai pemantau dalam diri manusia yang berusaha menyeimbangkan tuntutan id yang impulsif dengan kendala sosial buadaya atas superego.
Freud juga menekankan bahwa kepribadian individu dibentuk ketika ia mela lui beberapa tahap khas perkembangan bayi dan masa kanak-kanak. Tahap-tahap ini terdiri dari tahap oral, anal, phallic, laten, dan genital. Menurut teori Freud, kepribadian orang dewasa ditentukan oleh seberapa baik dia menghadapi krisis ya ng dialami selama melalui setiap tahap ini.
Para peneliti yang menerapkan teori psikionalitis Freud pada studi kepri
badian konsumen percaya bahwa dorongan pada manusia sebagian besar tidak disadari dan bahwa para konsumen terutama tidak menyadari alasan mereka yang sebenarnya atas pembelian suatu jenis barang / jasa tertentu. Para oeneliti ini cenderung memandang bahwa pembelian konsumen dan kepemilikan barang oleh konsumen sebagai cerminan dari kepribadian individu yang bersangkutan.

2. Teori Kepribadian Neo-Freud
Penganut Neo-Freud percaya bahwa hubungan sosial menjadi dasar pembentuk
an dan pengembangan kepribadian. Alfred Adler memandang manusia berusaha supaya
dapat mencapai berbagai sasaran yang rasional yang disebutnya gaya hidup. Dia juga banyak menekankan pada usaha individu untuk mengatasi perasaan rendah diri. Harry Stack Sullivan menekankan bahwa manusia terus menerus berusaha membangun hubungan yang berarti dan bermanfaat dengan orang lain. Ia terutama tertarik pada berbagai usah individu untuk mengurangi tekanan, seperti kegelisahan. Karen Horney juga memfokuskan pada pengaruh hubungan anak-orang tua, dan keinginan individu untuk mengatasi perasaan gelisah. Horney mengemukakan bahwa para individu dikelompokkan ke dalam 3 golongan kepribadian sebagai berikut :
a. Individu yang patuh adalah mereka yang ingin mendekati orang lain (mereka ingin disayangi, dibutuhkan, dan diharapkan)
b. Individu yang agresif adalah mereka yang ingin menjauhi orang lain (mere
ka ingin mengungguli dan dikagumi)
c. Individu yang ingin lepas adalah mereka yang ingin lepas dari orang lain yang du
lu berhubungan dengan dirinya (mereka menginginkan kebebasan, kepracayaan diri, mencukupi kebutuhan sendiri, dan bebas dari kewajiban)
Banyak pemasar menggunakan teori Neo-Freud ini secar intuitif. Misalnya jika seo
rang pemasar ingin memposisikan produk mereka sebagai produk yang memberikan kesempatan menjadi bagian dan dihargai orang lain dalam lingkkungan kelompok / sosial tertentu, maka pemposisian produk tersebut berdasarkan pengggambaran karakterisitik individu yang yang patuh menurut Horney.


3. Teori Sifat
Teori sifat merupakan awal penting berpisahnya dari pengukuran kualitatif yang menjadi ciri khas gerakan pengikut Freud dan Neo-Freud. Orientasi Teori Sifat terutama bersifat kuantitatif / empiris. Teori ini memfikuskan pada pengukuran kepribadian menurut karakteristik psikologis khusus yang disebut sifat. Sifat didefinisikan sebagai cara yang khas dan relatif bertahan lama yang dapat membedakan seorang individu dari individu lain.
Tes sifat kepribadian tunggal yang dipilih (yang hanya mengukur satu sifat) sering disusun terutama untuk dipakai dalam studi perilaku konsumen. Tes kepribadian ini mengukur berbagai sifat seperti keinovatifan konsumen (seberapa besar kemau an seseorang untuk menerima berbagai pengalaman baru), materialisme konsumen (tingkat kecenderungan konsumen pada “kepemilikan duniawi”), dan etnosentrisme konsumen (kemungkinan konsumen untuk menerima/ menoilak berbagai produk buatan luar
negeri). Para peneliti sifat telah menemukan bahwa biasanya lebih realistis mengharapkan
kepribadian berhubungan dengan cara konsumen membuat pilihan mereka atas konsumsi golongan produk yang luas, bukan atas merk tertentu.

Daftar Pustaka :
http://www.scribd.com/doc/28601689/kepribadian-dalam-perilaku-konsumen

Tugas Perilaku Konsumen

Deadline 23 Desember 2010
Nama : Atmininingsih
NPM/Kelas : 10208212/3EAO4
Tema : Kepribadian dan Gaya Hidup

PENGERTIAN KEPRIBADIAN
Kepribadian didefinisikan sebagai ciri-ciri kejiwaan dalam diri yang men
entukan dan mencerminkan bagaimana seseorang berespon terhadap lingkungannya. Pe
nekanan dalam definisi ini adalah pada sifat-sifat dalam diri atau sifat-sifat kewajiban yaitu kualitas, sifat, pembawaan, kemampuan mempengaruhi orang dan perangai khusus yang membedakan satu individu dari individu lainnya. Kepribadian cenderung mempengaruhi pilihan seseorang terhadap produk. Sifat-sifat inilah yang mempengaruhi cara konsumen merespon usaha promosi para pemasar, dan kapan, di mana, dan bagaimana mereka mengkonsumsi produk dan jasa tertentu. Karena itu, identifikasi teerhadap karakteristik kepribadian khusus yang berhubungan dengan perilaku konsumen sangat berguna dalam penyusunan strategi segmentasi pasar perusahaan.

Sifat-sifat Dasar Kepribadian
1. Kepribadian mencerminkan perbedaan individu
Karena karakterisitik dalam diri yang memebentuk kepribadian individu me rupakan kombinasi unik berbagai faktor, maka tidak ada dua individu yang betul-b etul sama. Kepribadian merupakan konsep yang berguna karena memungkinkan kita un tuk menggolongkan konsumen ke dalam berbagai kelompok yang berbeda atas dasar sa tu atau beberapa sifat.

2. Kepribadian bersifat konsisten dan bertahan lama
Suatu kepribadian umumnya sudah terlihat sejak manusia berumur anak-anak , hal ini cenderung akan bertahan secara konsisten membentuk kepribadian ketika kita dewasa. Walaupun para pemasar tidak dapat merubah kepribadian konsumen supa ya sesuai dengan produk mereka, jika mereka mengetahui, mereka dapat berusaha me narik perhatian kelompok konsumen yang menjadi target mereka melalui sifat-sifat relevan yang menjadi karakteristik kepribadian kelompok konsumen yang bersangku tan. Walaupun kepribadian konsumen mungkin konsisten, perilaku konsumsi mereka s ering sangat bervariasi karena berbagai faktor psikologis, sosiobudaya, lingkungan, dan situasional yang mempengaruhi perilaku.
3. Kepribadian dapat berubah
Kepribadian dapat mengalami perubahan pada berbagai keadaan tertentu. Ka rena adanya berbagai peristiwa hidup seperti kelahiran, kematian, dan lain sebag ainya. Kepribadian seseorang berubah tidak hanya sebagai respon terhadap berbaga i peristiwa yang terjadi tiba-tiba, tetapi juga sebagai bagian dari proses menuj u ke kedewasaan secara berangsur-angsur

KEPRIBADIAN DAN MEMAHAMI PERBEDAAN KONSUMEN

Keinovatifan konsumen dan sifat kepribadian yang berkaitan
Para praktisi pemasaran berusaha mempelajari semua yang dapat mereka pel ajarai mengenai invator konsumen karena respon pasar para inovator konsumen seri ng menjadi petunjuk atas faktor-faktor yang akhirnya akan menentukan sukses tida knya produk / jasa baru tertentu. Inovator konsumen yaitu mereka yang cenderung menjadi orang pertama mencoba berbagai produk, jasa atau praktik baru.
Sifat kepribadian yang berguna untuk membedakan antar inovator konsumen
dan bukan inovator meliputi sifat-sifat konsumen sebagai berikut:


-Keinovatifan
Para peneliti konsumen telah berusaah menyusun instrumen pengukuran untuk menaksir tingkat keinovatifan konsumen, karena ukuran sifat kepribadian tersebut memberikan wawasan yang penting mengenai sifat dan batas-batas kesediaan konsumen untuk berinovasi.

-Dogmatisme
Dogmatisme adalah sebuah sifat kepribadian yang mengukur tingkat kekakuan (versus keterbukaan) yang ditunjukkan individu terhadap hal yang belum dikenal denganbaik dan terhadap informasi yang berlawanan dengan kepercayaan mereka yang sudah
mendalam.

-KarakterSosial
Karakter sosial adalah sifat kepribadian yang berkisar dari pengarahan diri sendiri dan pengarahan oleh orang lain. Para konsumen yang diarahkan oleh diri sendiri cenderung menyandarkan pada nilai-nilai / standar dalam diri mereka sendiri dalam menilai berbagai produk barudan berkemungkinan menjadi konsumen inovator.Mereka cenderung tertarik pada tipe pesan promosi yang berbeda terutama iklan yang menkankan sifat-sifat produk dan manfaat pribadi.Sedangkan poara konsumen yang diarahkan oleh orang lain cenderung mencari petunjuk dari orang lain mengenai apa yang betul dan apa yang salah. Mereka cenderung menyukai iklan-iklan yang menonjolkan lingkungan masyarakat / penerimaan masyarakat yang disetujuinya. Jadi, para individu yang diarahkan oleh orang lain mungkin lebih mudah dipengaruhi.


Daftar Pustaka : http://www.scribd.com/doc/28601689/kepribadian-dalam-perilaku-konsumen

Tugas Perilaku Konsumen

Deadline 23 Desember 2010
Nama : Atmininingsih
NPM/Kelas : 10208212/3EAO4
Tema : Produk Positioning

Dalam pemasaran, positioning adalah cara yang dilakukan oleh marketer untuk membangun citra atau identitas di benak konsumen untuk produk, merk atau lembaga tertentu. Positioning adalah membangun persepsi relatif satu produk dibanding produk lain. Karena penikmat produk adalah pasar, maka yang perlu dibangun adalah persepsi pasar. Reposisi produk sangat ditentukan dari sudut pandang mana konsumen melihat citra produk kita, apabila kita menerapkan family branding dalam mengembangkan produk, maka keseluruhan citra perusahaan akan sangat mempengaruhi citra produk.
Re-positioning merupakan kegiatan yang melibatkan penggantian identitas produk , jalinan kompetitor yang ada dan mengubah citra yang ada di benak konsumen.
De-positioning merupakan kegiatan untuk mengganti jalinan kompetitor, tujuannya adalah untuk mengganti segmen pasar dan kegiatan ini mengharuskan pemilik merk untuk mengubah citra produk yang ada di benak konsumen. Contoh paling nyata adalah dalam industri otomotif, Yamaha melakukan de-positioning untuk produk Vega R nya dari segmen menengah ke segmen ekonomis, sebagai pesaing langsung produk murah dari china, produk supra fit dari honda dan Smash dari suzuki.

Strategi Positioning Produk
Kemampuan untuk mengidentifikasi peluang positioning merupakan ujian yang berat bagi seorang marketer. Keberhasilan satu positioning biasanya berakar pada berapa lama produk tersebut mempunyai keunggulan bersaing. Beberapa hal mendasar dalam membangun strategi positioning satu produk antara lain :
• Positioning pada fitur spesifikasi produk
• Positioning pada spesifikasi penggunaan produk
• Positioning pada frekuensi penggunaan produk
• Positioning pada alasan mengapa memilih produk tersebut dibanding pesaing
• Positioning melawan produk pesaing
• Positioning dengan melakukan pemisahan kelas produk
• Positioning dengan menggunakan simbol budaya/kultur

Proses Positioning Produk
Pada umumnya, proses postioning produk melibatkan :
• Mendefinisikan ke segmen pasar mana produk tersebut akan disaingkan
• Mengidentifikasikan dimensi atribut dan kemasan untuk menentukan seberapa besar pasar
• Mengumpulkan informasi dari konsumen tentang persepsi mereka tehadap produk dan produk pesaing
• Mengukur seberapa jauh persepsi konsumen terhadap produk
• Mengukur seberapa besar pasar produk pesaing
• Mengukur kombinasi target pasar untuk menentukan variabel marketing dalam melakukan marketing mix
• Menguji ketepatan antara
o Daya saing produk kita dengan produk pesaing
o Posisi produk kita dalam persaingan
o Posisi vektor idela dalam marketing mix
• Positioning produk
Proses positioning untuk barang dan jasa sama saja, meskipun jasa tidak memiliki wujud fisik, namun prosesnya sama. Hanya saja karena jasa tidak memiliki visualisasi yang jelas, maka sebelum membangun positioning, kita harus bertanya kepada konsumen nilai tambah apa yang mereka inginkan dari layanan kita, mengapa mereka akan memilih jasa orang lain dibanding jasa kita ? dan apakah ada karakteristik khusus yang membedakan layanan kita dibanding perusahaan lain ?
Menuliskan nilai pembeda dari sudut pandang konsumen merupakan tahap awal proses positioning kita. Ujikan kepada orang yang belum mengenal apa yang kita lakukan dan apa yang kita jual, kemudian perhatikan ekspresi wajah merekan dan bagaiman mereka merespon kita. Pada saat mereka ingin tahu lebih banyak tentang produk kita karena mereka tertarik dengan prolog kita, maka kita sdah berada di jalur yang tepat.

Konsep Positioning
Secara umum, ada tiga tipe konsep postioning :
• Functional positions
o Pemecahan masalah
o Menyediakan manfaat bagi konsumen
o Memperoleh persepsi yang menyenangkan dari investor
• Symbolic positions
o Peningkatan citra diri
o Identifikasi diri
o Rasa ikut memiliki dan tingkat penghargaan lingkungan terhadap perusahaan
o Membangun pengaruh yang cukup kuat dalam segmen pasar tertentu
• Experiential positions
o Mampu menstimulasi sensor motorik
o Mampu menstimulasi sensor kognitif

Daftar Pustaka : http://kopisusu.wordpress.com/2006/02/17/positioning/

Tugas Perilaku Konsumen

Deadline 23 Desember 2010
Nama : Atmininingsih
NPM/Kelas : 10208212/3EAO4
Tema : Model Segmentasi, Targeting dan Positioning

Segmentasi
Menurut Kotler (2003 ):“Market segmentation is the process of breaking a heterogeneous group of potential buyer into smaller homogeneous groups of buyer, that is with relatively similar buying characteristics or needs”
( Dengan kata lain segmentasi pasar merupakan suatu aktivitas membagi atau mengelompokkan pasar yang heterogen menjadi pasar yang homogen atau memiliki kesamaan dalam hal minat, daya beli, geografi, perilaku pembelian maupun gaya hidup.)
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa segmentasi memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan karena beberapa alasan:
- Pertama, segmentasi memungkin perusahaan untuk lebih fokus dalam mengalokasikan sumber daya. Dengan membagi pasar menjadi segmen-segmen yang akan memberikan gambaran bagi perusahaan untuk menetapkan segmen mana yang akan dilayani. Selain itu segmentasi memungkin perusahaan mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai peta kompetisi serta menentukan posisi pasar perusahaan.
- Kedua, segmentasi merupakan dasar untuk menentukan komponen-komponen strategi. Segmentasi yang disertai dengan pemilihan target market akan memberikan acuan dalam penentuan positioning.
- Ketiga, segmentasi merupakan faktor kunci untuk mengalahkan pesaing, dengan memandang pasar dari sudut yang unik dan cara yang berbeda dari yang dilakukan pesaing.


Pola Segmentasi Pasar
Menurut Kotler (2003) terdapat tiga pola segmentasi pasar. Pola ini digunakan untuk mengidentifikasai preferensi segmen. Pola tersebut adalah:
• Homogeneus preference (preferensi homogen)
Homogeneus preference merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang sama terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.
• Diffused preference (preferensi yang menyebar)
Diffused preference merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang beragam terhadap suatu produk atau jasa yang ditawarkan
• Clustered preference (preferensi yang mengelompok)
Clustered preference merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang berkelompok-kelompok. Dimana konsumen yang berada dalam satu kelompok memiliki kesamaan preferensi.

Prosedur Dan Proses Segmentasi Pasar
Menurut Kotler (2003) bahwa prosedur segmentasi ada tiga tahap yaitu:
1. Survey Stage
2. Analysis Stage
3. Profiling Stage

Dasar Segmentasi
Menurut Kotler (2003) ada dua cara yang dapat dijadikan dasar dalam segementasi pasar, yaitu
pertama consumen characteristic (karakteristik konsumen) yang merupakan variabel utama dalam segementasi yang terdiri dari :
• Segmentasi Geografi
• Demografi Segmentasi
• Psychographic segmentation
Kedua yaitu, consumer responses (respon konsumen) yang terdiri dari Benefit segmentation (segmentasi manfaat) yaitu pengelompokan yang di dasarkan kepada manfaat yang diharapkan konsumen dari suatu produk atau jasa, use occasion (saat pemakaian) dan Brand atau merek. Dengan ini konsumen akan dikelompokkan berdasarkan respon mereka terhadap produk atau jasa, seperti ada konsumen yang mementingkan kualitas dan ada konsumen yang mementingkan harga yang murah.

Manfaat Segmentasi
Weinstein (1994) mengemukan secara terperinci tentang 4 manfaat segmentasi, yaitu:
1. Designing responsive products to meet the needs of the marketplace. Melalui penelitian preferensi konsumen, perusahaan berjalan ke arah penyelesaian konsep marketing yaitu kepuasan konsumen yang akan membawa keuntungan. Perusahaan menempatkan konsumen sebagai yang utama, kemudian mendisain dan menyeleksi produk untuk kepuasan konsumen.
2. Determining effective and cost efficient promosional strategies. Segmentasi sebagai alat perencanaan merupakan alat identifikasi dan analisa yang berharga untuk mengembangkan communication mix, sehingga dapat dipilih alat promosi yang sesuai untuk menargetkan pada media yang tepat.
3. Evaluating market competition in partikular the companys market position. Riset segmentasi menyediakan a competitive intelegence mechanism untuk mengakses dan membandingkan perusahaan agar sesuai dengan standar.
4. Providing insight on present marketing strategies. Segmentasi sangat penting untuk melakukan evaluasi secara periodik terhadap marketing strategi perusahaan saat ini dengan cara memanfaatkan peluang baru dan menghindarkan dari adanya potensi terhadap ancaman.

Targeting
Targeting adalah proses mengevaluasi setiap daya tarik segmen kemudian memilih satu atau lebih karakteristik untuk dilayani. Dalam proses ini perusahaan mempertimbangkan apakah akan memilih segemen massal, beberapa segmen, segmen kecil, dan segmen sangat kecil. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih segmen yaitu sumber daya perusahaan, variasi produk perusahaan, product life cycle stage, variasi pasar dan strategi pesaing sasaran pasar yang disasar (target market), mencakup :

1. Konsentrasi segmen tunggal, Perusahaan memilih berkonsentrasi pada segmen tertentu. Hal itu dilakukan karena dana yang terbatas, segmen tersebut tidak memiliki pesaing.

2. Spesialisasi selektif, Perusahaan memilih sejumlah segmen pasar yang menarik dan sesuai dengan tujuan serta sumber daya yang dimiliki.

3. Spesialisasi pasar, Perusahaan memusatkan diri pada upaya melayani berbagai kebutuhan dari suatu kelompok pelanggan tertentu.

4. Spesialisasi produk, Perusahaan memusatkan diri pada pembuatan produk tertentu yang akan dijual kepada suatu segmen pasar.

5. Pelayanan penuh (full market coverage), Perusahaan berusaha melayani semua kelompok pelanggan dengan semua produk yang mungkin dibutuhkan. Hanya perusahaan besar yang mampu menerapkan strategi ini, karena dibutuhkan sumber daya yang sangat besar.

Positioning
Menurut Milton M. Presley et al dalam Advertising procedure:
“Positioning product is the place your product occupies in consumers’ minds relative to competing products. Think brand image, benefit promise, and competitive advantage. It’s how you plan to compete in the marketplace. It’s the reasons customers should buy your product, and not the competitors”.
(Dengan kata lain posititioning adalah bagaimana sebuah produk dimata konsumen yang membedakannya dengan produk pesaing. Dalam hal ini termasuk barnd image, manfaat yang dijanjikan serta competitive advantage. Inilah alasan kenapa konsumen memilih produk suatu perusahaan bukan produk pesaing.)
Menurut Fanggidae, 2006, positioning “adalah suatu strategi dalam kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk menciptakan perbedaan (differents), keuntungan (advantages), manfaat (benefit) yang membuat konsumen selalu ingat dengan suatu produk.”
( Dengan kata lain sebagai usaha menempatkan sesuatu dalam pikiran orang dengan terlebih dahulu memberikan informasi tentang segala sesuatu seperti fasilitas, program yang diberikan, dosen yang dimiliki dengan cara penyuguhan kualitas pelayanan dan bagaimana mempresentasikannya.)

Cara Menentukan Positioning
Dalam menentukan positionig ada empat tahap yaitu: identifikasi target, menentukan frame of reference pelanggan (siapa diri), merumuskan point of differentiation — Mengapa konsumen memilih perusahaan, menetapkan keunggulan kompetitif produk — bisa dinikmati sebagai sesuatu yang beda (Kotler, 2003)
faktor-faktor di bawah ini sebagai basis atau landasan penentuan positioning:
• Proposisi nilai dan manfaat yang dapat diberikan perusahaan
• Capaian yang telah dihasilkan perusahaan
• Segmen pasar dan pelanggan yang ditargetkan
• Atribut yang jadi keunggulan produk dan merk perusahaan
• Bisnis baru yang dimasuki
• Originalitas dan posisi sebagai perusahaan atau merek baru di pasar

mengkomunikasikan positionig sebuah produk perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor di bawah ini:
• Be creative
Be craetive maksudnya adalah bahwa perusahaan harus kreatif untuk mencuri perhatian konsumen atau target market.
• Simplicity
Simplicity maksudnya adalah komunikasi yang disampaikan harus sesederhana dan sejelas mungkin
• Consistent yet flexible
Consistent yet flexible maksudnya adalah perusahaan harus konsisten dan melihat kondisi.
• Own, dominate, protect
Own, dominate, protect maksudnya adalah dalam komunikasi perusahaan harus memiliki satu atau beberapa kata ampuh di benak pelanggan
• User their language
User their language maksudnya adalah dalam mengkomunikasikan positioning perusahaan harus menggunakan bahasa pelanggan.



Daftar Pustaka :
-Segmentasi, Targeting dan Positioning disusun FADRIL RAHMAD

-http://www.scribd.com/doc/22467238/Memahami-Proses-Pemasaran-Dan-Perilaku Konsumen

Minggu, 12 Desember 2010

PASAR

1. Pengertian Pasar
Pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untu puas, uang untuk berbelanja dan kemauan untuk membelanjakannya.
Dari definisi tersebut dapat diketahui adanya tiga unsur penting yang terdapat dalam pasar yaitu :
• Orang dengan segala keinginanya
• Daya beli mereka
• Kemauan untuk membelanjakan uangnya

2. Macam-macam pasar
Pada pokoknya, pasar dapat dikelompokkan ke dalam 4 golongan, yaitu :
1. Pasar Konsumen : sekelompok pembeli yang membeli barang-barang untuk diasumsikan, bukannya dijual atau diproses lebih lanjut.
2. Pasar Industri : Pasar yang terdiri atas individu-individu dan lembaga atau organisasi yang memiliki barang-barang untuk dipakai lagi, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam memproduksi barang lain yang kemudian dijual.
3. Pasar Penjual : Suatu pasar yang terdiri atas individu-individu dan organisasi yang mau membeli barang-barang dengan maksud untuk dijual lagi atau disewakan agar mendapatkan laba.
4. Pasar Pemerintah : Pasar dimana terdapat lembag-lembaga Pemerintah, seperti : departemen-departemen, direktorat, kantor-kantor dinas dan instansi lain.

3. Segmentasi pasar
Segmentasi Pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar ( segmen pasar ) yang bersifat homogen.

Sumber : Pengantar Bisnis Modern, Edisi Ketiga, Dr.Basu Swastha DH., SE., MBA & Ibnu Sukotjo W. SE., Tahun 1988.

KOPERASI

Berdasarkan Undang-Undang Pokok Perkoperasian No.12 Tahun 1967 ( Disahkan tanggal 18 Desember 1967 ). Koperasi Indonesia diartikan sebagai :
Organisasi Ekonomi rakyat yang berwatak sosial , beranggotakan orang-orang atau berbadan hukum. Koperasi yang merupakan tata susunan Ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas Azas Kekeluargaan dan Kegotong Royongan.

A. Sumber Keuangan Koperasi
Untuk menjalankan kegiatan koperasi, diperlukan sejumlah modal yang memadai. Modal tersebut dapat diperoleh dari beberapa sumber, yaitu :
1. Anggota Koperasi
Modal yang dikumpulkan oleh para anggota dapat dibedakan menjadi :
a. Simpanan Pokok : simpanan yang harus dipenuhi oleh setiap orang pada saat mulai menjadi anggota koperasi, besarnya tetap dan sama untuk setiap anggota.
b. Simpanan Wajib : Simpanan yang diwajibkan kepada anggota untuk membayar pada waktu tertentu.
c. Simpanan Sukarela : Simpanan yang besarny adan waktunya tidak tertentu tergantung pada kerelaan anggota.

2. Pinjaman
Pinjaman uang kepada anggota atau pihak lain dapat dilakukan apabila modal yang ada dirasa belum mencukupi.

3. Hasil Usaha
Keuntungan yang diperoleh koperasi dari hasil penjualan diatas harga belinya dapat ditanamkan kembali untuk memperbesar volume usahanya.



4. Penanam Modal
Sumber dana dari penanam modal jarang didapat di Indonesia karena banyak usaha lain selain koperasi yang dianggap lebih menarik

B. Jenis Koperasi
1. Koperasi Produksi : Bertujuan memproduksi dan menjual barang secara bersama-sama.
2. Koperasi Konsumsi : Koperasi yang mempunyai kegiatan dibidang penyediaan dibidang barang-barang yang dibutuhkan konsumen terutama anggota koperasi
3. Koperasi Kredit : Koperasi yang beroperasi dibidang pemberian kredit kepada para anggota dan bukan anggota dengan bunga yang serendah-rendahnya.
Pembagian Koperasi yang lain adalah didasarkan pada luas daerahnya. Dalam hal ini Organisasi Koperasi dapat dibagi menjadi :
1. Koperasi Primer : Suatu unit Koperasi terkecil yang meliputi wilayah yang kecil pula
2. Koperasi Pusat : Terdiri atas paling sedikit 5 Koperasi Primer yang sudah berbadan Hukum
3. Gabungan Koperasi : Sekelompok Koperasi yang terdiri atas paling sedikit 3 Pusat Koperasi
4. Induk Koperasi : Koperasi yang terdiri atas setidaknya 3 gabungan Koperasi


Sumber : Pengantar Bisnis Modern, Edisi Ketiga, Dr.Basu Swastha DH., SE., MBA & Ibnu Sukotjo W. SE., Tahun 1988.

Faktor-faktor yang Menentukan Iklim Bisnis

1. Investasi
Penggunaan sumber-sumber untuk menciptakan model baru. Sejumlah uang seperti seperti itu dapat dibelanjakan untuk peralatan , bangunan dan persediaan.

2. Tabungan
Jumlah yang diputuskan oleh para pekerja untuk ditabung akan menentukan kuat-lemahnya multiplier tersebut. Semakin banyak tabungan berarti semakin sedikit pengeluaran dan semakin lemah multiplier tersebut.

3. Pemerintah
Pemerintah dapat berperan sebagai pengelola sistem bisnis. Pemerintah dapat meminjam uang membelanjai kegiatannya. Dalam hal ini kita menggunakan 2 kebijaksanaan, yaitu kebijaksanaan fiskal dan kebijaksanaan moneter. Kebijakan Fiskal digunakan untuk mempengaruhi permintaan dengan meningkatkan pajak atau meningkatkan pengeluaran Pemerintah. Sedangkan Kebijaksanaan Moneter berkaitan dengan pengelolaan supply uang untuk meningkatkan atau menurunkan permintaan.


Sumber : Pengantar Bisnis Modern, Edisi Ketiga, Dr.Basu Swastha DH., SE., MBA & Ibnu Sukotjo W. SE., Tahun 1988.

Kamis, 02 Desember 2010

MANAJEMEN

1.Pengertian Manajemen
Manage berasal dari kata “Manage” (Perancis) yang artinya memerintah/mengendalikan atau dari kata “Manage” ( Inggris ) yang artinya mengelola atu mengurus.
Dalam beberapa literatur, istilah manajemen mengandung 3 (tiga) pengerian, yaitu :
a) Manajemen sebagai suatu proses
Merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian upaya anggota organisasi dalam proses penggunaan semua sumber daya untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan .
b) Manajemen sebagai suatu kumpulan orang ( kolektivitas )
Manajemen dapat diartikan sebagai kumpulan orang yang melakukan aktifitas atau kegiatan manajemen dalam sutau badan tertentu.
c) Manajemen sebagai suatu seni dan ilmu
Manajemen secara prinsip memang dapat dipelajari (ilmu), tetapi dalam praktiknya dipengaruhi oleh seni (bakat) perorangan, dimana bakat orang itu tidak sama satu dengan lainnya. Manajemen dapat dipandang sebagai ilmu karena manajemen adalah kumpulan pengetahuan yang berbentuk prinsip-prinsip yang dijadikan dasar kebenaran secara umum.

2. Tingkatan Manajemen
Pada umumnya dikenal 3 tingkatan dalam manajemen, yaitu :
a. Top Manajement
Disebut juga dengan Manajemen Puncak atau Manajemen Eksekutif, yaitu Manjer yang bertugas membuat kebijaksanaan umum atau bisa juga disebut dengan manajer yang kegiatan kegiatan kerjanya lebih banyak menggunakan pikiran daripada fisik.

b. Middle Manajement
Disebut juga dengan Manjemen Menengah atau Manajemen Administrasi, yaitu Manajer yang bertugas untuk mengembangkan rencana-rencana operasi yang dibuat oleh manajer puncak.

c. Lower Manajement
Disebut juga Manajemen Pelaksana atau Manajemen Pengawas, yaitu Manajer yang bertugas melaksanakan rencana yang dibuat oleh Manajer Menengah.



3. Fungsi-fungsi Manajemen
- Planning ( Perencanaan )
- Organizing ( Pengorganisasian )
- Actuating ( Menggerakan )
- Controlling ( Pengendalian )


Sumber : Pelajaran Ekonomi untuk SMA/MA Kelas XII, Rudianto, Tahun 2006.

Jurusan Manajemen

Program studi Manajemen yang dibawah naungan Fakultas Ekonomi merupakan program yang mempelajari segala aspek yang berhubungan dengan pengelolaan fungsi-funsi dalam perusahaan, yakni pengelolaan fungsi keuangan, pemasaran, produksi dan sumber daya manusia. Tujuan program studi ini adalah menghasilkan para sarjana manajemen yang siap latih untuk bekerja di masyarakat, baik di lembaga Pemerintah maupun Swasta secara profesional.
Prospek lulusan atau peluang dunia kerja Jurusan Manajemen diharapkan memiliki kemampuan analisis terhadap pengelolaan Perusahaan dan penerapannya secara fungsional dalam lingkup aspek pemasaran, keuangan maupun operasional yang dapat mengisi posisi jabatan penting seperti : Manajer Perusahaan, Kepala Divisi/departemen, Manajer Perbankan, Manajer Pemasaran, Manajer Personalia, Jasa/Konsultan, Eksekutif Perusahaan, CEO, CFO, Pialang Pasar Modal, Eksportir, Importir, IT Bisnis, Manajer Asuransi, Wirausahawan dan sebagainya.


Sumber : Buku Pedoman Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma