Senin, 19 Desember 2011

Pandangan Etika Bisnis Terhadap Praktek Bisnis yang Curang

Nama : Atmininingsih
NPM : 10208212
Kelas : 4EA04

Etika merupakan nilai-nilai dan norma-norma moral sejauh dipraktekkan atau justru tidak dipraktekkan, walaupun seharusnya dipraktekkan. Secara sederhana yang dimaksudkan dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis yang mencakup, seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industry dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak bergantung pada kehidupan individu ataupun petusahaan di masyarakat. Penerapan nilai-nilai perusahaan dan etika bisnis secara berkesinambungan mendukung terciptanya budaya perusahaan. Penerapan etika bisnis ini merupakan penerapan dari pemahaman mengenai berbagai hal yang baik dan benar dalam perusahaan meliputi aktivitas, teknologi, transaksi dalam rangka pencapaian usaha perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan pedoman perilaku yang dapat menjadi acuan bagi organisasi perusahaan dan semua karyawan.
Kode Etik (Patrick Murphy) atau kadang-kadang disebut code of conduct atau code of ethical conduct ini, menyangkut kebijakan etis perusahaan berhubungan dengan kesulitan yang bisa timbul (mungkin pernah timbul dimasa lalu), seperti konflik kepentingan, hubungan dengan pesaing dan pemasok, menerima hadiah, sumbangan dan sebagainya.
Latar belakang pembuatan Kode Etik adalah sebagai cara ampuh untuk melembagakan etika dalam struktur dan kegiatan perusahaan. Manfaat kode etik dalam suatu perusahaan untuk mengetahui batasan-batasan yang harus di patuhi agar tidak melanggar hukum yang berlaku.
Namun saat ini terdapat beberapa perusahaan yang sudah tidak menerapkan kode etik pada produknya. Contohnya : Produk minuman Extra Joss & Kuku Bima Ener-G.
Extra Joss adalah produk minuman energi yang dipasarkan oleh PT Bintang Toedjoe mulai sejak pada tanggal 25 November 1994.















Pada tahun 2004 PT. Sido Muncul memproduksi minuman ber-energi yaitu Kuku Bima Ener-G. Dalam peluncurannya, Kuku Bima Ener-G memecahkan mitos bahwa minuman energi selalu berwarna kuning, dengan rasa yang serupa. Berbagai varian Kuku Bima Ener-G terdiri dari macam-macam rasa dan warna, dengan kandungan yang tak jauh dari produk serupa, yakni kafein.
















Extra Joss merasa tersaingi dengan kemunculan Kuku Bima Ener-G apalagi Kukubima Ener-G hadir dengan varian rasa. Pada bulan Mei 2009 Ekstra Joss mengeluarkan Produk E-Juss yang mengandung sari buah anggur asli. E-Juss mendapat sambutan hangat penggemar minuman energi varian anggur. Minuman energi varian anggur memang menjadi salah satu trend baru di Indonesia dan perkembangannya cukup signifikan.Walaupun telah mengeluarkan produk baru Extra Joss tetap merasa tersaingi dan tidak mau kalah, bisa kita lihat Extra Joss mengeluarkan iklan yang didalam iklan tersebut secara terang-terangan menyindir produk pesaingnya yaitu Kuku Bima Ener-G. Bisa kita lihat pada gambar dibawah ini :














Dari gambar diatas bisa kita lihat Extra Joss menyindir Slogan milik Kuku Bima, yaitu pada kata “ROSA!”. Dimana yang kita ketahui bahwa kata “Rosa!” merupakan slogan dari Kuku Bima Ener-G. Berikut saya sertakan gambar produk Kuku Bima Ener-G dengan tag slogannya “Rosa!”














Pada produk diatas dapat kita lihat bahwa Extra Joss melakukan persaingan yang tidak sehat, dengan menyindir produk pesaing secara terang-terangan. Padahal Setiap Perusahaan memiliki kode Etika dalam berbisnis.

Solusinya :
Bagi perusahaan : Didunia bisnis pasti kita akan selalu bertemu dengan pesaing, dalam bersaing kita harus tetap menerapkan etika bisnis. Dengan bersaing, kita akan lebih semangat untuk menjadi yang terbaik. Jika ingin unggul dalam bersaing, maka ada baiknya produk kita memiliki kualitas dan ciri khas yang membedakan produk kita dengan produk pesaing. Namun, bersaing tidak harus menjatuhkan tetapi menjadikan produk kita lebih baik dari sebelumnya. Melakukan inovasi dan variasi agar masyarakat tetap percaya dengan produk kita.

Pemerintah : ikut berpartisipasi dalam mengawasi persaingan antar perusahaan agar tidak melanggar kode etik yang berlaku. Jika ada yang melanggar, ada baiknya diberikan penegasan.

Minggu, 11 Desember 2011

Organisasi Maya

Nama : Atmininingsih
NPM : 10208212
Kelas : 4EA04
Etika Bisnis
Organisasi Maya
• Kumpulan individu yang tersebar secara geografis, memuat beraneka ragam fungsi dan/atau budaya yang dihubungkan dengan komunikasi elektronik
• Dibentuk dan dibubarkan sesuai kebutuhan

Faktor-faktor dalam pertimbangan desain
• Personil terdistribusi geografis
• Terhubung secara elektronis
• Perbedaan dalam keahlian dan fungsi
• Budaya yang beragam
• Perbedaan jadwal kerja
• Disusun secara horizontal dengan sedikit tekanan pada kewenangan perintah dan kendali

Implikasi Desain
• Hubungan berdasarkan kontrak
• Perubahan terus-menerus dan perubahan bentuk
• Batas-batas tidak kaku
• Luwes
• Sedikit atau tidak ada kontak social / pribadi

Akibat-akibat
• Peningkatan komunikasi dan pesan
• Hubungan yang renggang
• Peran, tugas dan penugasan yang terjamin terus-menerus
• Perlu hati-hati dalam mengelola umpan balik, diskusi, penilaian kerja dan sistem imbalan
• Keikutsertaan yang kebih adil

Desain dan Struktur Multinasional

Nama : Atmininingsih
NPM : 10208212
Kelas : 4EA04
Etika Bisnis

Perusahaan Multinasional
• Organisasi yang tersebar secara geografis dengan berbagai anak perusahaan nasional
• Perusahaan multinasional sering berada dalam lingkungan yang sangat divergen
• Dasar pembagian departemen yang paling umum adalah geografis

Implikasi pada Desain Organisasi
• Batas-batas negara adalah kekuatan yang penting dalam mendefinisikan lingkungan organisasi
• Cabang atau perwakilan dari perusahaan multinasional dapat bertindak sebagai saluran yang memperkenalkan perubahan ke dalam Negara tempat cabang berada
• Cabang atau perwakilan dari perusahaan multinasional dapat bertindak sebagai saluran untuk memperkenalkan cirri-ciri budaya Negara tempat cabang berada ke seluruh organisasi multinasional

Model Matriks

Nama : Atmininingsih
NPM : 10208212
Kelas : 4EA04
Etika Bisnis

Organisasi Matriks
• Berusaha memaksimalkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan dari dasar fungsi dan produk
• Mengenakan struktur horizontal dari kewenangan, pengaruh dan komunikasi pada struktur vertical
• Memfasilitasi penggunaan staff dan peralatan yang sangat terspesialisasi

Keuntungan Organisasi Matriks
• Penggunaan sumber daya yang efiisien
• Fleksibilitas dalam kondisi perubahan dan ketidakpastian
• Keunggulan Teknis
• Membebaskan manajemen puncak untuk perencanaan jangka panjang
• Meningkatkan motivasi dan komitmen
• Memberikan kesempatan untuk pengembangan pribadi

Langkah – langkah Evolusioner Menuju Model Matriks :
1. Gugus Tugas
2. Kelompok
3. Manajer Produk
4. Departemen Manajemen Produk

Model-Model Desain Organisasi

Nama : Atmininingsih
NPM : 10208212
Kelas : 4EA04

Etika Bisnis
1. Model Mekanistis
Menekankan pentingnya produksi dan efisiensi melalui :
• Penggunaan Ekstensif aturan dan prosedur
• Kewenangan terpusat
• Spesialisasai tenaga kerja yang tinggi

2. Model Organik
Menekankan pentingnya produksi dan efisiensi melalui :
• Penggunaan terbatas aturan dan prosedur
• Kewenangan terdesentralisasi
• Derajat spesialisasi yang relatif rendah

Perbandingan Struktur Mekanisme dan Organik
Proses Struktur Mekanisme Struktur Organisasi
1. Kepemimpinan Tidak ada rasa percaya antara atasan dan bawahan Ada rasa percaya antara atasan dan bawahan
2. Motif Hanya motif fisik, keamanan da ekonomi melalui penggunaan rasa takut dan sanksi Banyak motif melalui metode partisipatif
3. Komunikasi Informasi mengalir kebawah dan cenderung terdistrosi, tidak akurat dan dicurigai bawahan Informasi mengalir bebas : ke atas, ke bawah dan lateral. Informasinya akurat dan tidak terdistorsi.
4. Interaksi Tertutup dan terbatas. Bawahan punya sedikit efek pada sasaran metode dan kegiatan departemen Terbuka dan ekstensif. Atasan dan bawahan mampu mempengaruhi sasaran, metode dan kegiatan departemen.
5. Keputusan Relatif terpusat terjadi pada puncak organisasi Relatif terdenstralisasi tejadi di semua level dengan proses kelompok
6. Penetapan Sasaran Pada puncak organisasi, mencegah partisipasi kelompok Mendorong partisipasi kelompok dalam penetapan tujuan
7. Kendali Terpusat. Menekankan penetapan kambing hitam dalam suatu kesalahan Tersebar sepanjang organisasi. Menekankan kontrol-diri dan pemecahan masalah
8. Sasaran Kinerja Rendah dan dicari dengan pasif oleh manajer, yang tidak berkomitmen mengembangkan personalia organisasi Tinggi dan dicari dengan aktif oleh atasan, yang berkomitmen mengembangkan SDM organisasi

Jumat, 09 Desember 2011

Manusia dan Penderitaan

Nama : Atmininingsih
NPM : 10208212
Kelas : 1EA09

Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat berbentuk lahir atau batin, keduanya termasuk penderitaan ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan lain-lain.
Mengenai penderitaan yang dapat memberikan hikmah, contoh yang gamblang dapat dapat dicatat disini adalah tokoh-tokoh filsafat eksistensialisme. Misalnya Kierkegaard (1813-1855), seorang filsuf Denmark, sebelum menjadi seorang filsuf besar, masa kecilnya penuh penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, selain melankoli karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan hubungan badan sebelum menikah dengan ibunya, juga kematian delapan orang anggota keluarganya, termaksud ibunya, selama dua tahun berturut-turut. Peristiwa ini menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan ia menafsirkan peristiwa ini sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya. Keadaan demikian, sebelum Kierkegaard muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia mencari jalan membebaskan diri (kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan mabuk-mabukan. Karena derita yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba mencari “hubungan” dengan Tuhannya, bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya dari melankoli. Akhirnya ia menemukan dirinya sebagai seorang filsuf eksistensial yang besar.

Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan yang sifatnya psikis bisa berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan. Ketakutan yang berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya disebut phobia. Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan.
Siksaan
Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan banyak dibaca di berbagai media massa. Bahkan kadang-kadang ditulis di halaman pertama dengan judul huruf besar, dan kadang-kadang disertai gambar si korban. di satu pihak kasus siksaan, perkosaan, perampokan, pembunuhan dan lain-lain merupakan sumber keuntungan. Karena dengan mengekspose berita-berita seperti itu, koran itu cukup laku, dan mempunyai oplaag yang tinggi.
Siksaan yang sifatnya psikis, antara lain :
1. Kebimbangan
Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak, siapakah dari kawannya yang akan dijadikan pacar tetapnya. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan Akan lama dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan.
2. Kesepian
Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalarn lingkungan orang ramai, Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi. Tempat mereka memang sepi tetapi hati mereka tidak sepi. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dapat dialami oleh seseorang. Seperti halnya kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan terus menerus merasakan penderitaan batin.
3. Ketakutan
Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tikus, ular, serangga dan lain sebagainya. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu. Seperti pada kesepian, ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis.
Kekalutan Mental
Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
a. gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rokhaninya
b. usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderitaganguan kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
c. kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental. dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
a. kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempuma;
b. terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi
c. cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie.
Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorongnya ke arah positif & negative :
a. Positif
trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun melakukan kegitan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.
b. Negatif
Trauma yang dialami diperlarutkan atau diperturutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi,yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk frustasi antara lain :
1) agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadinya hypertensi (tekanan darah tinggi) atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
2) regresi adalah kembali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanankan (infantil), misalnya dengan menjerit-jerit,menangis sampai meraung-raung.memecah barang-barang.
3) fiksasi adalah peletakan atau pembatasan pada satu pola yang sama (tetap), misalnya dengan membisu, memukul-mukul dada sendiri, membentur-benturkan kepala pada benda keras.
4) proyeksi merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain
5) identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya
6) narsisme adalah self love yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior daripada orang lain.
7) autisme adalah gejala menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.
Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1) kota-kota besar yang banyak memberi tantangan-tantangan hidup yang berat, sehingga orang merasa dikejar-kejardalam memenuhi kebutuhan hidupnya
2) anak-anak muda usia yang tidak berhasil dalam mencapai apa yang dikehendaki atau diidam-idamkan, karena tidak berimbangnya kemampuan dengan tujuannya,
3) wanita pada umumnya lebih mudah merasakan suatu masalah yang dibawanya kedalam hati atau perasaannya, tetapi sulit mengeluarkan perasaannya tersebut. sementara itu mereka memiliki kondisi tubuh yang lebih lemah, sehingga kaum wanitalah yang banyak menjadi penderita psikosomatisme (penyakit akibat gangguan kejiwaan) daripada kaum pria
4) orang yang tidak beragama tidak memiliki keyakinan, bahwa diatas dirinya ada kekuasaan yang lebih tinggi, sehingga sifat pasrah umumnya tidak dikenalnya
5) orang yang terlalu mengejar materi
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
2. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup, dan sebagainya. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti. Misalnya sifat anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, dan lain-lain.
Sumber :
http://skyrider27.blogspot.com/2010/04/manusia-dan-penderitaan.html
http://bulletin-it.blogspot.com/2011/03/manusia-dan-penderitaan.html

Manusia dan Keindahan

Nama : Atmininingsih
NPM : 10208212
Kelas : 1EA09

Keindahan berasl dari bahasa Yunani yang di dalam nya terdapat arti kebaikan. Bangsa Yunani mengenal pengertian keindahan dalam arti estetis yang disebutnya “Symmetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan. Jadi pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi : keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan intelektual.
Menurut Cakupannya orang harus membedakan antara keindahan sebagai suatu kwalita abstrak dan sebagai sebuah benda yang indah Untuk perbedaan ini dalam bahasa Inggris sering dipergunakan istilah beuty ( keindahan ) dan the beautiful ( benda atau hal yang indah ). Dalam pembatasan filsafat kedua pengertian itu kadang-kadang dicampuradukkan saja. Disamping itu terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian, yakni :
a. Keindahan dalam arti luas
b. Keindahan dalam arti estetis murni
c. Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penelitian
Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang dicerapnya. Sedang keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang diserapnya dengan penglihatan, yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna. Manusia menyukai keindahan antara lain disebabkan oleh :

1. Tata nilai yang telah usang

2. Kemerosotan zaman

3. Penderitaan Manusia

4. Keagungan Tuhan

The Liang gie menjelaskan secara umum bahwa pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya Nilai estetik. Moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Nilai adalah suatu relaitas psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu sendiri. Nilai itu oleh orang dipercaya terdapat pada sesuatu benda sampai terbukti ketidakbenarannya.
Tentang nilai ada yang membedakan antara nilai subyektif dan nilai obyektif. Atau ada yang membedakan nilai perseorangan dan nilai kemasyarakatan. Tetapi penggolongan yang penting adalah nilai instrinsik dan nilai ekstrinsik. Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya, yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu. Nilai instrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atu sebagai sesuatu tujuan, atau demi kepentingan benda itu sendiri.

Renungan
Renungan berasal dari kata renung yang artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori antara lain : teori pengungkapan, teori metafisik dan teori psikologis.
1. Teori Pengungkapan
Dalam teori ini dikatakan “arts is an expresition of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia). Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) Beliau antara lain menyatakan bahwa “Seni adalah pengungkapan pesan-pesan) expression adalah sama dengan intuition, dan intuisi adalah pegnetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentagn hal-hal individual yang menghasilkan gambaran angan-angan (images). Dengan demikian pengungkapan itu berwujud pelbagai gambaran angan-angan seperti misalnya images warna, garis dan kata. Bagi seseorang pengungkapan berarti menciptakan seni dalam dirinya tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar. Pengalamam estetis seseorang tidak lain adalah ekspresi dalam gambaran angan-angan.

2. Teori Metafisik
Teori seni yang bercotak metafisik merupakan salah satu contoh teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karyanya untuk sebagian membahas estetik filsafat, konsepsi keindahan dari teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengungkapkan suatu teori peniruan (imitation teori). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalikan adanya dunia ide pada tarat yang tertinggi sebgai realita Ilahi. Pada taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan mirip realita ilahi. Dan karya seni yang dibuat manusia adalah merupakan mimemis (tiruan) dari ralita duniawi.

3. Teori Psikologis
Para ahli estetik dalam abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Teori lain yaitu teori permainan yang dikembangkan oleh Fredrick Schiller (1757 -1805) dan Herbert Spencer ( 1820 – 1903 ) menurut Schiller, asal seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Seni merupakan semacam permainan menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus dikeluarkan. Dalam teori penandaan (signification theory) memandang seni sebagai lambing atau tanda dari perasaan manusia.

Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi yang berarti cocok atau selaras. Keserasian merupakan perpaduan antara warna, bentuk dan ukuran. Keserasian sangat berhubungan dengan keindahan, sesuatu yang serasi akan tampak indah. Kehalusan dalam bertingkah laku berhubungan dengan perbuatan lemah lembut, sopan santun, dan budi pekerti yang baik. Manusia yang tidak memiliki kehalusan dalam tingkah laku dapat membawa kearah hipokrit, munafik, tidak bertangung jawab, fiodal, kamuflase, berwatak plin plan, boros, tukang tipu dll. Dengan demikian sikap halus atau lembut merupakan gambaran yang tulus serta cinta kasih terhadap sesama. Sikap halus harus dimulai dari keluarga karna dari sinilah akan mampu diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat, hingga bisa mewujudkan ketentraman dan kesejahtraan. Jadi pada intinya kehalusan seseorang dalam bertingkah laku sangat menekankan pada kejujuran, kesetian, kesopan dan keramah tamahan. Adapun teori-teori keserasian :
1. Teori obyektif berpendapat bahwa, keindahan atau ciri-ciri yang menciptakan nilai estetik adalah sifat (kualita) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang-orang yang mengamatinya.

2. Teori subyektif menyatakan bahwa, ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati suatu benda.